
Amerika Serikat (AS) meraih kemenangan diplomatik di Amerika Latin setelah Panama memutuskan untuk tidak memperpanjang partisipasinya dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) China. Keputusan ini merupakan keberhasilan diplomatik bagi Washington, yang memperkuat pengaruhnya di kawasan, terutama di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.
Keterlibatan perusahaan China di sekitar Terusan Panama telah lama menjadi perhatian Washington. Pemerintah Trump menganggap kehadiran China di sana sebagai ancaman terhadap perjanjian netralitas AS-Panama yang ditandatangani pada 1977.
Dalam pertemuannya dengan Senator Marco Rubio, Presiden Panama José Raúl Mulino menegaskan bahwa negaranya tidak akan memperbarui keterlibatannya dalam BRI, dan bahkan bisa mengakhiri partisipasinya lebih awal. Rubio menyampaikan pesan langsung dari Trump kepada Mulino bahwa keberadaan China di sekitar terusan adalah pelanggaran terhadap perjanjian tersebut.
Langkah Panama ini dipandang sebagai kemenangan diplomasi brinkmanship Trump oleh Profesor Yanzhong Huang dari Dewan Hubungan Luar Negeri AS. Namun, masih menjadi pertanyaan apakah strategi serupa dapat diterapkan di wilayah lain, seperti Asia dan Afrika, di mana pengaruh China jauh lebih kuat.
Sementara itu, kedutaan besar China di Washington tidak memberikan komentar terkait keputusan Panama maupun isu Terusan Panama.
Tanggal: 4 Februari 2025