:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2764587/original/033098200_1553850638-3.jpg)
Pemerintah Indonesia berkolaborasi untuk mempercepat penurunan stunting dan memenuhi gizi nasional. Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN dan Badan Gizi Nasional (BGN) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mewujudkan hal ini.
Tim Pendamping Keluarga (TPK) dari Kemendukbangga/BKKBN akan terlibat dalam pendistribusian makanan bergizi dari dapur sehat SPPG Tanah Sareal ke sasaran penerima di Kota Bogor.
Kolaborasi ini menargetkan Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang memiliki ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Kemendukbangga/BKKBN berperan dalam penyediaan data, sementara BGN fokus pada pemenuhan gizi.
Inisiatif Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak Indonesia telah digagas sejak 2006 oleh Prabowo Subianto. Program ini bertujuan agar anak-anak Indonesia menjadi kuat dan cerdas.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan 15 juta anak Indonesia akan mendapatkan manfaat MBG pada September 2025. Program ini akan terus berjalan, termasuk selama bulan Ramadan.
BGN akan memberikan daging dalam program MBG tiga kali dalam sebulan. Dapur Kebayunan, mitra BGN, mampu memproduksi 16.203 paket MBG setiap hari.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan dukungan terhadap program MBG dan meningkatkan asupan gizi kelompok sasaran. Pelaksanaan kolaborasi akan diatur dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS).
Dadan Hindayana, Kepala BGN, menyatakan bahwa kolaborasi ini memastikan pelaksanaan MBG tepat sasaran dan efektif. Tim Pendamping Keluarga dari Kemendukbangga/BKKBN akan mendukung BGN dalam pendistribusian, edukasi, dan pengawasan.