
Pemangkasan anggaran pemerintah berdampak signifikan pada sektor perhotelan dan restoran. Ketua Umum PHRI, Hariyadi B Sukamdani, mengungkapkan bahwa 40% pasar hotel berasal dari pemerintah.
Pemangkasan ini terjadi di tengah ketidakpastian geopolitik global, yang semakin memperburuk kondisi sektor pariwisata. Hariyadi menyatakan bahwa pemerintah tidak memprioritaskan pariwisata, melainkan hanya sebagai aksesori.
Dampak pemangkasan anggaran langsung terasa pada kuartal pertama 2025. Pemesanan dari pemerintah dan BUMN menghilang, menyebabkan penurunan pendapatan yang signifikan.
Selain sektor perhotelan, sektor penerbangan dan penyelenggara acara juga mengalami penurunan serupa. Hariyadi menekankan bahwa efek domino ini akan berdampak pada semua sektor, termasuk UMKM.
Pelaku usaha terpaksa melakukan efisiensi untuk mengantisipasi dampak negatif. Hariyadi memperkirakan bahwa jika pangsa pasar pemerintah hilang 50%, biaya operasional hotel akan dipangkas hingga 50%.
Pemangkasan anggaran juga berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD). Hariyadi menyatakan bahwa PAD dari sektor pariwisata selalu masuk dalam lima besar di setiap daerah.
Hariyadi menyayangkan pemangkasan anggaran yang dilakukan pemerintah. Ia menilai bahwa pemotongan ini akan menghambat roda pemerintahan dan pertumbuhan daerah.
14 Februari 2025