:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5120069/original/098146100_1738641569-a933f7bd-bb69-47e5-8fc4-2dbfb1390950.jpg)
Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, mengimbau pemerintah dan BMKG untuk mewaspadai perubahan iklim, terutama setelah kebakaran besar di Los Angeles.
Megawati menekankan pentingnya belajar dari bencana tersebut, yang disebabkan oleh kekeringan dan masalah sistem air pemadaman kebakaran.
Mantan Wakil Presiden AS, Al Gore, menjelaskan bahwa Los Angeles mengalami dua musim dingin basah yang meningkatkan vegetasi, diikuti oleh kekeringan selama sepuluh bulan.
Gore juga menyoroti fenomena hydroclimate whiplash, di mana perubahan cuaca ekstrem terjadi secara tiba-tiba.
Megawati dan Gore membahas keluarnya AS dari Perjanjian Paris dan implikasinya bagi Indonesia.
Megawati mengundang Gore untuk berdialog di Jakarta, yang disambut baik oleh Gore.
Dalam pidatonya di World Leaders Summit on Children's Rights, Megawati menyoroti ancaman perubahan iklim bagi anak-anak dan kelangsungan hidup manusia.
Gore mengapresiasi pidato Megawati dan menekankan pentingnya menyelamatkan anak-anak dari dampak perubahan iklim.
Megawati dan Gore berbincang dengan delegasi Indonesia, termasuk Puan Maharani dan Mohamad Rizki Pratama, serta Duta Besar Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Miswari.
Puan Maharani meminta waktu untuk berswafoto dengan Gore setelah perbincangan tersebut.