
Fenomena Seruak Dingin dan Upaya Antisipasi Banjir di Jakarta
Fenomena seruak dingin (cold surge) yang melanda Jakarta dan wilayah Indonesia lainnya berpotensi meningkatkan curah hujan ekstrem. Untuk mengantisipasi banjir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama lembaga terkait berupaya memprediksi cuaca secara akurat dan menentukan strategi operasi modifikasi cuaca (OMC).
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), seruak dingin merupakan salah satu dampak dari angin dingin yang berasal dari daratan Siberia. Hujan yang terjadi pada malam hari di Jakarta, khususnya setelah pukul 21.00 WIB, merupakan dampak dari fenomena ini.
Selain masalah hujan, OMC juga dapat mencegah erosi tanah akibat hujan deras. Namun, operasi ini juga memiliki potensi dampak negatif, seperti pembentukan pita hujan yang lebih cepat atau garis badai yang jauh dari lokasi OMC.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta menyatakan bahwa saat ini juga terjadi siklon tropis di selatan Pulau Jawa yang memengaruhi kondisi cuaca di Jakarta. Meski demikian, BPBD tetap berupaya meminimalisir risiko bencana banjir dengan mengoptimalkan operasi modifikasi cuaca.
Semangat kami adalah bagaimana meminimalisir risiko bencana terjadi di masyarakat, ujar Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan BPBD Jakarta, Michael Sitanggang.
Operasi modifikasi cuaca diharapkan dapat mereduksi potensi pertumbuhan awan yang menyebabkan hujan lebat dan banjir. Dengan demikian, masyarakat dapat terhindar dari dampak buruk fenomena seruak dingin.