
Kementerian ESDM mempertimbangkan membuka kembali ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) setelah penghentian sementara akibat kebakaran di smelter.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menekankan bahwa keputusan relaksasi ekspor harus mempertimbangkan faktor-faktor utama, termasuk dampak pada kegiatan pertambangan PTFI dan penerimaan negara.
Investigasi terhadap kebakaran smelter telah selesai dan tidak ditemukan unsur kesengajaan. Namun, pemerintah mengevaluasi kemungkinan kondisi force majeure atau kahar.
Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Tri Winarno menyatakan dukungannya terhadap izin ekspor tembaga PTFI dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Tri mengungkapkan bahwa produksi konsentrat tembaga PTFI saat ini telah diturunkan hingga 40% karena pemeliharaan smelter. Hal ini menyebabkan kapasitas produksi hanya 60% dari normal.
Sebelumnya, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyatakan bahwa penghentian operasional produksi katoda tembaga di smelter disebabkan oleh pemeliharaan untuk menangkap CO2.
Kementerian Perekonomian telah menugaskan Kementerian ESDM dan Kementerian Perdagangan untuk mengkaji kondisi dan kemungkinan pemberian izin ekspor konsentrat yang telah disiapkan oleh PTFI.
Pemerintah juga mempertimbangkan dampak penghentian ekspor konsentrat pada penerimaan negara dan daerah.
14 Februari 2025