:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5064038/original/044528300_1735006117-WhatsApp_Image_2024-12-24_at_07.51.23.jpeg)
Toleransi: Kunci Kedamaian dan Persatuan Bangsa
Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan pentingnya toleransi sejati dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai. Ia menyatakan bahwa toleransi sejati adalah kunci untuk menghindari provokasi dan perpecahan.
Nasaruddin menekankan bahwa pendidikan cinta sejak dini sangat penting untuk membangun bangsa yang bersatu. Dengan menanamkan nilai-nilai cinta, anak-anak akan lebih sulit dipengaruhi oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa.
Toleransi sejati, menurut Nasaruddin, dapat diwujudkan dengan mengajarkan nilai-nilai agama tanpa menyebarkan kebencian. Ia menegaskan bahwa tujuan kurikulum cinta adalah untuk membentuk generasi penerus bangsa yang dipenuhi dengan cinta dan menghargai perbedaan.
Nasaruddin juga menekankan bahwa kurikulum cinta akan mengajarkan generasi penerus bangsa untuk menghargai keberagaman dengan perasaan cinta yang mendalam, bukan sekadar di permukaan. Kita tidak perlu menyatukan agama, tetapi yang penting adalah mengajarkan kebenaran agama masing-masing tanpa menanamkan kebencian kepada yang berbeda, tegasnya.
Konsep Kurikulum Cinta diperkenalkan oleh Nasaruddin Umar dalam acara Sarasehan Ulama Nahdlatul Ulama (NU) pada 4 Februari 2025. Acara ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Iskandar, dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf.