:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4772431/original/012456600_1710406932-johannes-plenio-E-Zuyev2XWo-unsplash.jpg)
Petir Mengamuk di Bali, 713 Sambaran Terjadi dalam Seminggu
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 713 sambaran petir terjadi di Bali selama periode 7-13 Februari 2025. Sambaran petir ini terjadi saat cuaca buruk melanda Pulau Dewata.
Jenis Petir Berbahaya
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Denpasar, Rully Oktavia Hermawan, menjelaskan bahwa petir dari awan ke tanah (cloud to ground/CG) merupakan jenis petir yang paling berbahaya. Petir jenis ini dapat menyebabkan kerusakan bangunan, kebakaran, bahkan kematian.
Awan Penghasil Petir
Rully menambahkan bahwa awan cumulonimbus (CB) merupakan awan yang paling sering menghasilkan sambaran petir. Awan ini terbentuk saat udara lembap naik dengan cepat, menciptakan awan vertikal yang tinggi.
Pencurian Peralatan BMKG
Selain cuaca buruk, BMKG juga menghadapi masalah pencurian peralatan monitoring gempa dan peringatan dini tsunami di Sulawesi Selatan. Pencuri membongkar shelter dan mengambil baterai yang berfungsi sebagai sumber daya utama bagi stasiun monitoring.
Dampak Pencurian
Pencurian peralatan BMKG sangat merugikan keselamatan masyarakat. Tanpa sensor gempa yang berfungsi, kecepatan dan akurasi BMKG dalam memberikan informasi gempa dan peringatan dini tsunami akan menurun.
Wilayah Rawan Gempa
Sulawesi Selatan merupakan daerah rawan gempa karena berada di jalur patahan aktif Sesar Walanae. Sesar ini dapat memicu gempa hingga magnitudo Mw7,1.
Imbauan BMKG
BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan vandalisme, perusakan, atau pencurian peralatan BMKG. Peralatan tersebut bertujuan melindungi keselamatan banyak orang.
Peran Pemerintah Daerah
BMKG juga meminta pemerintah daerah untuk ikut berperan dalam mengamankan peralatan BMKG yang telah dipasang di lokasi strategis demi kepentingan masyarakat.