:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3526379/original/011043400_1627642894-092497000_1504586298-Tembak-Senjata-Api6.jpg)
Penembakan WNI di Malaysia: Transparansi dan Penyelidikan Mendalam Diperlukan
Wakil Ketua Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, mendesak transparansi dalam kasus penembakan warga negara Indonesia (WNI) oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Ia menekankan pentingnya keterbukaan informasi untuk menghindari preseden buruk yang menutupi kasus yang mengakibatkan kematian.
KBRI Kuala Lumpur telah mengambil langkah untuk memastikan perlindungan bagi WNI yang terdampak dan mengirimkan nota diplomatik kepada Malaysia untuk mendorong penyelidikan menyeluruh, termasuk kemungkinan penggunaan kekuatan berlebihan.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Judha Nugraha, mengidentifikasi korban sebagai B, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Riau. Penembakan terjadi pada 24 Januari 2025, sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat, di perairan Tanjung Rhu, Selangor.
Menurut keterangan Kepala Polisi Selangor, Datuk Hussein Omar Khan, WNI tersebut mencoba menyerang petugas APMM saat berpatroli. Namun, Dave menilai insiden ini menodai hubungan kedua negara dan mendesak aparat berwenang Malaysia untuk menyampaikan informasi secara tuntas.
KBRI Kuala Lumpur telah mendapatkan akses kekonsuleran untuk menemui korban pada 29 Januari 2025. Jenazah korban akan dipulangkan setelah menjalani proses autopsi, sementara empat korban luka lainnya telah mendapatkan perawatan di rumah sakit dan dalam kondisi stabil.
Kemenlu dan KBRI Kuala Lumpur akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memberikan pendampingan kekonsuleran dan hukum untuk memastikan hak-hak WNI terpenuhi dalam sistem hukum Malaysia.