Sepak bola putri Indonesia mengalami pasang surut dalam beberapa tahun terakhir. Namun, sejak 2023, Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife berupaya memassalkan sepak bola putri.

Salah satu upaya tersebut adalah MilkLife Soccer Challenge, turnamen untuk anak-anak usia di bawah 10 dan 12 tahun. Turnamen ini diharapkan menjadi wadah bagi bibit-bibit pemain putri untuk berkembang.

Menurut Timo Scheunemann, pelatih dan talent scout MilkLife Soccer Challenge, turnamen seperti ini sangat penting untuk mengasah bakat dan kemampuan pemain. Ia juga berharap agar turnamen usia muda untuk sepak bola putri lebih banyak digelar.

Harapan yang sama diungkapkan oleh pemain Timnas Indonesia Putri, Sheva Imut dan Shafira Ika Putri. Mereka berharap agar kompetisi sepak bola putri berjenjang dapat segera terwujud.

Sementara itu, Wina Setyawati, jurnalis olahraga, menyarankan agar lebih banyak turnamen sepak bola putri digelar setiap tahunnya. Menurutnya, turnamen dapat menjadi pengganti kompetisi yang belum ada.

Salah satu tantangan dalam perkembangan sepak bola putri di Indonesia adalah stigma bahwa sepak bola adalah olahraga pria. Namun, hal ini mulai berubah seiring dengan semakin banyaknya pemain putri yang berprestasi.

Salah satu pemain yang berprestasi adalah Alya Putri, kiper Kudus All Stars yang menjadi best goalkeeper di MilkLife Soccer Challenge All Stars. Ia berharap sepak bola putri di Indonesia dapat berkembang lagi sehingga ia bisa menjadi pemain Timnas Indonesia.

Adinda Resti Widayati, pemain Solo All Stars yang menjadi runner-up di MilkLife Soccer Challenge All Stars, juga mengusulkan agar turnamen-turnamen sepak bola putri terus digelar. Menurutnya, turnamen dapat membantu pemain putri mengembangkan talenta dan prestasi mereka.

Dengan semakin banyaknya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan sepak bola putri Indonesia dapat terus berkembang dan meraih prestasi yang lebih baik di masa depan.