Pada tanggal 11 Mei, Presiden Rusia Vladimir Putin mengemukakan gagasan tentang perundingan damai langsung dengan Ukraina, yang dijadwalkan berlangsung pada 15 Mei 2025 di Istanbul, Turki. Tujuan utama dari perundingan ini adalah untuk mengatasi akar permasalahan yang menyebabkan konflik berkepanjangan antara kedua negara.

Putin menekankan pentingnya negosiasi tanpa prasyarat apapun dari pihak Kyiv. Ia juga menyatakan niatnya untuk berdiskusi dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan guna memfasilitasi dialog antara Rusia dan Ukraina. Kremlin berharap perundingan ini dapat membuka jalan bagi pemulihan perdamaian yang berkelanjutan dan langgeng.

Rusia, menurut Putin, telah beberapa kali mengusulkan gencatan senjata, termasuk moratorium serangan terhadap fasilitas energi, gencatan senjata Paskah, dan yang terbaru, gencatan senjata selama 72 jam untuk memperingati 80 tahun kemenangan dalam Perang Dunia Kedua. Namun, usulan-usulan ini belum membuahkan hasil yang signifikan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan tanggapan terhadap inisiatif Putin. Macron menyatakan bahwa usulan Putin merupakan langkah pertama, tetapi tidak cukup. Ia juga menyoroti bahwa gencatan senjata seharusnya didahului dengan negosiasi yang konstruktif.

Meskipun demikian, usulan Putin untuk perundingan damai langsung di Istanbul menunjukkan adanya upaya dari pihak Rusia untuk mencari solusi diplomatik terhadap konflik yang sedang berlangsung. Masa depan perundingan ini dan dampaknya terhadap situasi di Ukraina masih belum pasti, namun inisiatif ini menjadi sorotan utama dalam upaya mencapai perdamaian.